Pikiran itu seperti parasut. Tidak bekerja jika tidak terbuka. "
“Jika Anda ingin bercinta, pergilah ke perguruan tinggi. Jika Anda menginginkan pendidikan, pergilah ke perpustakaan. ”
"Jika Anda berakhir dengan kehidupan menyedihkan yang membosankan karena Anda mendengarkan ibu Anda, ayah Anda, guru Anda, pendeta Anda, atau seorang pria di televisi yang memberi tahu Anda bagaimana melakukan hal-hal yang Anda lakukan, maka Anda pantas mendapatkannya."
Tanpa penyimpangan dari norma, kemajuan tidak mungkin terjadi.
Begitu banyak buku begitu sedikit waktu.
Bukankah masalah ketuhanan memang rumit? Mungkin sengaja dibuat rumit oleh Tuhan, agar kita tertuntut untuk senantiasa berada dalam upaya pencarian hakikat-Nya, walaupun itu tidak akan pernah tercapai. Upayanya yang penting, bukan tercapainya hasil mutlak.
Tuhan tidak perlu di bela karena DIA yang Maha Kuasa.
Dengan lelucon, kita bisa sejenak melupakan kesulitan hidup. Dengan humor, pikiran kita jadi sehat.
Apakah yang akan dikenakan nabi Muhammad, "Seandainya beliau hidup di masa kini? Tetap berjubah sajakah, seperti orang arab dari pedalaman semenanjung bergurun luas itu, ataukah mengenakan pakaian "lebih universal", seperti celana, dasi, dan jas?
Tidak ada jabatan di dunia ini yang perlu dipertahankan mati-matian.